Sabtu, 26 September 2015

MENGKONVERSI TEKS SEJARAH MENJADI PUISI

Episode 23 September



Bahkan, tak tahu ku dimana
Nyawa melayang itu bergelimpangan
Sebab getaran dahsyat datang
Tanpa kenal waktu dan akibatnya
Dan, retaknya dataran ini

Sekawanan kota malang
berpegang pada tali Tuhan
agar tak runtuh bersama
menyatu dengan samudra

Datang dari mana pulau ini
Tak ada mata yang melihat
Tak ada mulut yang bertutur
Senja itu hanya  berbisik padaku
Ciptaan Tuhan itu datang
bersama rangkaian bencana tengah hari

Tak puas dengan mereka
Terhitung hari, ikan-ikan kembali menangis
Menangis dalam tertawa
Menilik sang juragan berbaring
Berdampingan dengan bocah tak berdosa

Bantuan itu datang
Seberkas cahaya telah dikirim
Entah dari sang Maha
Atau makhluk solidaritas
Dengan darah yang mengucur
Terucap syukur para sekarat

Teriakan pada cakrawala
Memecah tidurku malam ini
Menyentakku dari mimpi utopia
Bahwa ada nyawa bernapas
Terkubur di dasar cadas mulia

Oleh : Muthia Noor Shafa (17/ XII IPS1)

1 komentar:

  1. SALAM KENAL, AKU IJIN COPAS UNTUK MENGERJAKAN TUGAS PORTOFOLIO KU YA...AKU KETINGGALAN PELAJARAN BANYAK KARENA KEGIATAN PENELITIAN, DAN AKU HARUS SEGERA MENGUMPULKAN PORTOFOLIO KU... INSYAALLAH AKU CANTUMKAN NAMAMU DALAM PORTOFOLIO KU, TERIMAKASIH BANYAK

    BalasHapus